Waktu berjalan begitu cepat. Itulah yang saya rasakan. Sudah 2 tahun saya bergabung di Sekolah Terpadu Bina Bangsa. Banyak pembelajaran yang saya dapat dari sekolah tersebut. Sekolah baru tentunya masih merintis dan membenahi sistem sekolah untuk keberlangsungan kegiatan.
Tahun pertama kami berusaha untuk berjalan seperti sekolah lain. Melaksanakan KBM, kegiatan sekolah, pelengkapan administrasi dan lain sebagainya. Dan tahun kedua memiliki fokus yang sedikit berbeda pada tahun pertama yaitu pembenahan SDMnya. Karena SDM yang baik akan menghasilkan output yang baik pula.
Tahun kedua ini, kami dibimbing oleh seorang mentor yang sangat luarbiasa. Awal bertemu beliau, saya lumayan kaget karena tiba-tiba beliau ijin masuk ruangan guru dan memberikan ide dalam penataan ruang guru. Siapa ini? Pertanyaan yang ada dipikiran saya. Wah idenya keren juga, ruang guru lebih leluasa dan bagus. Itulah pertemuan pertama saya dengan mentor luarbiasa.
Pertemuan kedua adalah assembly seluruh jajaran akademi dan sekolah. Kami saling kenalan antar satu dengan yang lain. Termasuk lebih mengenal beliau. Pelajaran yang saya ingat saat pertemuan itu adalah kedisiplinan waktu. Beliau datang sebelum jam yang ditentukan. "Intime". Lah kami, tuan rumah malah santai-santai datangnya lebih dari jam yang ditentukan. Kedisiplinan Waktu. Sebenarnya kita sudah tahu hal itu, tetapi kenapa masih melanggar? Nah kedatangan beliau sangat berarti buat kami untuk lebih mencerahkan pikiran kami tentang kedisiplinan.
Selanjutnya, setelah acara assembly kami ada training beberapa hari dengan beliau. Tentunya banyak sekali yang saya dapat. Melihat beliau memberikan materi, wah itu sangat luarbiasa. Semua orang diajak diskusi dan aktif terlibat. Ah seru nih, tidak ada yang mengantuk dan mengobrol sendiri. Bisa ditirunih saat kita pembelajaran di kelas. Semua mata siswa tertuju kepada kita. Beliau memang baru bertemu dengan kami, tetapi beliau berusaha untuk lebih mengenal kami dengan permainan-permainan yang menyenangkan. Dalam training ini juga ada 3 value yang dikenalkan dan benar-benar melekat pada diri saya sekarang. 3R (Respect yourself, others, environment). Tiga hal ini jika terus digaungkan akan menjadi value diri untuk menjadi manusia yang berkualitas. Aaamiiin. Banyak sekali yang didapat bukan?
Beliau sangat luarbiasa.Tak tanggung-tanggung beliau mengajarkan kami menjadi SDM yang berkualitas. Karena kamilah yang menjadi panutan siswa. Jadi harus menjadi pribadi yang berkualitas.
Pada akhir ajaran semester genap, jujur saya kaget. Benar-benar kaget. Diakhir semester tentunya ada ujian akhir. Dan beliau mengecek soal-soal yang telah kami buat. Wah -wah semua soal yang kami buat di kritisi oleh beliau. Hampir semua soal yang dibuat harus direvisi. Tak hanya dikritisi tentunya, beliau memberikan banyak input untuk pembuatan soal. Beliau menanamkan pembuatan soal Hots dengan mempertimbangkan taksonomi bloom. Selain itu, beliau juga memberikan saran-saran revisi setiap soal yang kurang pas. Sangat detail, teliti, dan tak tanggung-tanggung dalam membimbing. Dari situlah saya banyak belajar. Soal yang kita buat itu mencerminkan kita. Harus berkualitas. Tak hanya menghafal dan menghafal saja. Harus ada unsur penalaran, evaluasi, dan kreasi disana. Disitulah letak soal yang berkualitas.
Awalnya begitu berat menyesuaikan. Tetapi lihatlah. Kami semakin baik dalam membuat soal. Tak sempurna memang. Tetapi kami akan selalu belajar dengan input-input dari beliau. Terimakasih bu.
Pembelajaran selanjutnya. Acara wisuda. Beliau datang di acara wisuda pertama kami. Seperti bisa setelah acara, beliau menyampaikan harus ada evaluasi untuk perbaikan kedepannya. Satu per satu kami ditanya apa yang kurang, apa yang kurang. Kami menjawab sesuai pekerjaan kami masing-masing. Kami saling mengevaluasi dan menjadi pembelajaran untuk kedepannya agar jauh lebih baik.
Rapat demi rapat, workshop demi workshop kami laksanakan dengan bimbingan beliau. Kriteria penilaian, membuat media pembelajaran, menanamkan suka membaca dan menulis, membuat plan kegiatan yang matang dan masih banyak lagi yang kami pelajari. Tugas demi tugas kami dapatkan dari beliau. Pasti mengeluh awalnya. Tugas terus. Tetapi ingat, tugas yang diberikan bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik dan pinter. Tugas adalah bagian dari pembelajaran.
"Kalau gak mau belajar, jangan jadi guru" Kata-kata beliau untuk kami.
Betul sekali, harus banyak belajar, harus banyak membaca untuk menambah ilmu yang kemudian bisa ditularkan kepada siswa.
Perencanaan kegiatan juga beliau sering menggaris bawahi. Setiap apapun yang akan dilakukan harus terencana dengan baik. Bukan dadakan. Harus terencana dengan baik. Apapun yang sudah dibahas dan sepakati harus dilakukan. Sebagai bagian dari komitmen dan profesionalitas. Akan saya ingat terus hal itu.
Hal lain, kami harus menjadi guru yang baik dan menyenangkan. Bisa membuat anak-anak senang belajar. Beliau selalu mencontohkan kepada kami bagaimana mengajar dengan baik. Tak hanya mengajar tetapi mendidik juga. WOW luarbiasa.
Tak hanya ilmu, kebersamaan yang beliau ciptakan dengan guru-guru itu sangat manis. Tak akan dilupakan. Sering makan bareng, kumpul, sharing dan tentunya membahas hal-hal yang membuat kami belajar. :) :)
Sebenarnya masih banyak yang bisa saya tulis. Teman-teman guru lain juga mungkin satu pendapat dengan saya. Terimakasih atas segala ilmu dan bimbingan yang telah diberikan bu. Kami sangat senang dan bangga bisa bertemu dan mengenal ibu, mentor yang luar biasa.

Alhamdulillah banyak belajar dan penuh kenangan, semoga kebersamaan bersama beliau tetap terjalin😊🙇♀️
BalasHapusWah senangnya… Pak Hartono beruntung punya mentor!
BalasHapusKeep learning and enjoy the journey!