Selasa, 22 November 2022

KRITERIA PENILAIAN

 

            Saat duduk dibangku SMP, saya mulai menyadari bahwa saya tak suka dengan mata pelajaran bahasa. Kenapa? Pasti kalian tahulah. "Anak-anak, jangan lupa buatlah karangan tentang liburanmu ya, kumpulkan minggu depan". Sebagai orang yang tak pandai merangkai kata, itu adalah salah satu tugas terberat. Hemmmmmm. Namanya tugas, ya harus dikerjakan dengan baik sesuai versi masing-masing. Harap-harap dapat nilai yang memuaskan. Hehehe. Eitsssssss. Ternyata realita tak seindah mimpi. Setelah saya mendapati kertas karangan saya, hasilnya jauh dari harapan. Kurang lengkap, kurang runtut, tanda baca masih salah, penggunaan huruf kapital kurang tepat katanya. Kusimak pekerjaan temanku yang dapat nilai bagus, alih-alih belajar agar next tugas dapat nilai bagus. Saya harus menelaah sendiri apa yang harus saya lakukan biar dapat nilai bagus seperti temenku.

            Nahh, dari kisahku yang menyedihkan diatas, dapat disimpulkan bahwa versi terbaik setiap orang memang berbeda. Lengkap, versi orang berbeda juga. Jadi harus ada arahan dan standar bukan untuk menilai sesuatu? Yapp betul. Dari pengalaman dan bimbingan dari Konsultan pendidikan sekolah kami, Ibu Dr. Capri, saya belajar banyak tentang hal ini. Nyuruh orang kalau gak jelas instruksinya sebel tidak? Jelas sebel dunk. Menilai kalau tak tau yang dinilai? Gimana? Jadinya Ngarang biji dunk (mengarang nilai tanpa kejelasan). Nah itulah sesosok kriteria penilaian datang untuk menyelamatkan semua. Hehehe.

            Kriteria penilaian merupakan dasar penilaian atau dasar dalam menetapkan sesuatu. Sebagai guru, wajib wajib wajib hukumnya untuk tahu dan menerapkan kriteria penilaian dari setiap penilaian yang akan dilakukan. Sangat memudahkan kita dalam menilai dan membantu siswa untuk mengetahui aspek mana saja yang akan dinilai. Kriteria penilaian juga sebagai acuan siswa untuk mendapatkan nilai sesuai pekerjaan yang dikerjakan. Jadi penilain yang didapat siswa akan objektif yang bisa dilihat/check sendiri oleh siswa. Semisal anak mau mendapatkan nilai A, maka anak itu tahu mana saja yang harus dikerjakan, mana saja yang harus dimaksimalkan, mana saja yang tak boleh kelewat dan lain sebagainya. Mereka auto tahu, kalau mengerjakan seadanya dapat berapa, kalau mengerjakan tak sesuai dengan kriteria akan dapat nilai berapa mereka akan tahu.

            Saya sebagai guru matematika, tak boleh kalah dengan guru bahasa yang saya bahas diatas. Heheh. Saya harus bisa dan tahu kriteria penilaian yang tepat untuk materi yang akan saya ujikan. Masih belajar, kalau salah tolong diingatkan yak. Manusia tak luput dari salah hehehe. Matematika tak luput dari langkah pengerjaan, diketahui, ditanya, kelengkapan jawaban, kebenaran jawaban, hitungan yang benar dan salah, penggunaan konsep matematis, menyimpulkan dan lain sebagainya. Hal itu harus selalu dilibatkan dan diperhatikan dalam memuat kriteria penilaian. Dengan bekal contoh dari Bu Capri, saya jauh lebih ada pandangan dalam membuat kriteria untuk mapel dan materi saya. Dengan melihat kriteria yang dibuat, siswa langsung tahu apa yang dilakukan, bagaimana mendapatkan nilai maksimal dan kurang maksimal. Berikut kriteria penilaian untuk materi program linear dengan fokus permodelan matematika.

Mohon koreksi, usulan, dan tanggapan agar menjadi lebih baik lagi. Semangat selalu guru pembelajar!!!




5 komentar:

  1. Btw sekarang masih tak suka atau suka bangetkah dengan pelajaran bahasa? Apalagi kalau gurunya Bu Putri, Pak Macfud dan Pak Ivan😊

    BalasHapus
  2. yang terkadang buat anak lupa itu bagaimana langkahnya dalam mengerjakan mereka biasa langsung ke jawabannya hehehe ..

    BalasHapus
  3. Tidak suka pelajaran bahasa, tapi menarasikan panjang sudah oke punya ya pak 😊

    BalasHapus
  4. Bagaimana cara menyukai matematika?

    BalasHapus

YUK REFLEKSI,,,

 APAKAH KITA SUDAH MENJADI GURU YANG BAIK? APAKAH KITA SUDAH MENJALANI NILAI-NILAI KODE ETIK? APAKAH KITA SUDAH DISIPLIN, ADIL, PROFESIONAL ...