Senin, 14 November 2022

Kriteria Penilaian Blog

         

          Matematika. Pelajaran yang tak disukai katanya. Pelajaran yang menyeramkan katanya. Pelajaran yang tak menarik katanya. Katanya siapa? Kata saya lah hehehe. Tak ketinggalan siswa juga sering berbicara seperti itu. Menanggapi hal tersebut, sebagai guru matematika, saya selalu berupaya membawakan pelajaran yang menyeramkan dan abstrak menjadi pelajaran yang diminati dan  menyenangkan untuk mereka. Tak lupa kebermanfaatan materi untuk mereka. Hari ini, saya memiliki kesempatan untuk berbagi cerita kepada teman -teman mengenai KBM matematika di kelas dengan media dan metode yang saya gunakan. Penasaran? Yuk sini gassss!!!  Gambar 1. menunjukkan Kelas XII dengan pembelajaran model Student Team Achievement Divisions (STAD). Disini saya sangat senang karena mereka cukup antusias dalam pembelajaran karena adanya hadiah menarik diakhir pembelajaran. Media yang digunakan cukup dengan LKPD, tetapi kelas aktif karena model pembelajaran yang digunakan. Setiap siswa harus memperjuangkan setiap poin dengan maksimal secara individu yang kemudian diakumulasi menjadi poin kelompok. Poin terbanyak, dia yang akan juara. Horeeee. Lanjut nih, Gambar 2 dibawah ini saya mengajar di kelas X Red. Salah satu kelas yang bisa diajak seru seruan. Kali ini saya melakukan review materi log, ekponen, barisan dan deret dengan model snowball Throwing. Media yang digunakan cukup mudah yaitu dengan kertas kecil kosong yang diberikan kepada setiap siswa. Setelah penjelasan singkat, mereka diminta untuk menuliskan pertanyaan dikertas kosong tersebut dan setelah itu perang dimulaiiiiii. Mereka membuat kertas tersebut menjadi bola dan dilempar ke teman yang lain. Setiap siswa harus mengerjakan bom soal yang dilempar temannya. Wah lumayan seru lah. Sekarang yang terakhir yaitu gambar 3. Masih dikelas X dengan berbekal spidol, speaker dan kertas kita seru-seruan untuk mereview materi. Nyanyi bareng, review materi juga oke.

Gambar 1

 Gambar 2

                                                                                 Gambar 3


        Lanjut keparagraf 2, pembelajaran apa yang menarik dan menyenangkan? Seru semua sih. Tapi paling seru itu dikelas XII. Dengan berbekal LKPD dan model Student Team Achievement Divisions (STAD), mereka sangat antusias mengerjakan. Mereka dikelompokan dalam beberapa grup dan harus mengumpulkan skor maksimal agar bia menang dan dapat hadiahhhhh. Jujur bangettttttt,, dalam pembelajaran kali mereka kepo banget dalam menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan. Tanya rumus, tanya bagaimana mengerjakan dll. Berlomba lomba untuk mendapatkan skor terbaik dan menjadi juara. Mereka saling support temannya satu grup agar mendapat skor individu maksimal dan kemudian jika diakumulasi dapat jumlah skor terbanyak. Yeayyy menang dapat hadiahhhhhhh. Tak hanya berlomba-lomba saja. Tetapi kita juga membahas soal soal yang dikerjakan dibagian akhir pembelajaran agar mendapatkan pemahaman yang maksimal. Dalam pembelajaran kali ini, bertujuan melatih siswa dalam bekerja dalam tim dan melatih pemahaman mengenai mereka.
        Paragraf terakhir yaitu mengenai kriteria penilaian. Kriteria penilaian merupakan dasar dalam menilai dan menetapkan sesuatu. Jadi tak hanya menilai saja, harus tahu aspek aspek apa saja yang harus dinilai agar apa yang ingin dinilai dapat tercapai. Dalam memberikan pekerjaan kepada siswa juga harus memberikan kriteria peniliannya. Jadi siswa tahu apa yang harus dikerjakan untuk mendapatkan skor maksimal. 
Evaluasi diri masih 7.5/10 masih terus belajar. Konsisten memberikan pembelajaran yang menyenangkan dan juga selalu memberikan pekerjaan yang disertai kriteria penilaian dengan jelas dan transparan.  Semangat terus untuk saya dan teman-temanku semua



      

11 komentar:

  1. Penulisan yang lebih luwes membuat refleksi Pak Hartono lebih enak dibaca daripada milik saya. Dengan metode yang lebih beragam, tidak heran kalau anak-anak lebih aktif dan pembelajaran menjadi lebih-lebih-lebih menyenangkan. Untuk media pembelajaran, saya belum pernah kepikiran untuk menyanyi bareng dengan anak-anak. Untuk metode lempar-lemparan soal juga belum pernah saya coba, karena takut kelas akan menjadi terlalu berantakan dan tidak enak dilihat guru lain. Lain kali mungkin bisa saya coba, pastinya dengan beberapa perubahan, supaya bisa klik dengan materi Bahasa Inggris yang saya bawakan. Intinya, tulisan Pak Hartono lebih luwes sehingga enak dibaca dan untuk cara mengajar juga sudah pasti lebih menyenangkan cara beliau.

    BalasHapus
  2. Menarik sekali pelajaran matematika jika gurunya seperti Pak Hartono. JIka guru saya seperti ini, mungkin dulu saya tidak akan takut untuk masuk ke pelajaran matematika.
    Tapi itu dulu ya, saya sekarang bukan lagi seorang siswa yang akan belajar matematika, namun saya adalah seorang yang akan belajar media pembelajaran dari guru matematika. Materi yang digunakan Pak Hartono berhasil membuat siswa tertarik, jika siswa tertarik otomatis siswa akan memperhatikan materi, jika begitu sudah pasti siswa akan mendapatkan ilmu yang disampaikan.
    Saya harus banyak belajar dari Pak Hartono terkait media pembelajaran, Pak Hartono sungguh kreatif dalam menciptakan media pembelajaran. Contohnya, hanya berbekal kertas dan sepidol saya beliau sudah menciptakan pemberlajaran yang menarik. Sedangkan saya harus berpikir keras dan menyiapkan media yang cukup ribet.
    Saya tertarik dengan media snowball throwing, setelah ini saya akan belajar mengenai media tersebut dan mengaplikasikannya di pelajaran IPS.

    BalasHapus
  3. 100/100 untuk pak Hartono. aku sangat kagum denganmu pak, dulu ketika aku menjadi seorang murid, pelajaran matematika bagiku adalah momok yang sangat menyeramkan. Namun Pak Hartono sangat berupaya untuk membuat matematika menjadi menyenangkan. Oh yaa, aku inget banget, pak Har setiap pagi selalu bawa media yang berbeda-beda. Terimakasih sudah memberikan yang terbaik untuk anak-anak, semoga kita selalu dapat memberikan yang lebih dan lebih lagi untuk anak-anak kita. Seperti yang selalu kita ucap setiap pagi "mari mencerdaskan anak-anak bangsa". Besok-besok ajarin saya agar bisa menjadi kreatif seperti bapak. Saya sangat sadar masih butuh belajar dari jenengan. Mari Bersama untuk kebaikan. Hehe

    BalasHapus
  4. Saya mengenal pak Hartono sebagai guru Matematika yang sangat detail dalam membicarakan sesuatu yang sedang menjadi fokus nya. Jadi tidak kaget lagi jika pak Hartono bisa menjelaskan dengan rinci dalam setiap pelajaran walaupun sedikit normatif sekali. Dan Media media yang dilakukan pak Hartono juga tidak ada abisnya walaupun kemarin dia mengeluh sudah kehabisan cara dan metode dalam menyampaikan pembelajaran. Jadi keluar deh sifat aslinya pak Hartono. Yang bilangnya tidak bisa tapi akhirnya bikin gemes temen temen guru yang lainnya. Karena sering kali ada tugas yang dia tapi lebih baik dia bikin temennya kepo. Tapi gak apa deh. Buat pak Hartono goodjob terus yaa jangan bosen untuk berdiskusi bersama teman teman..

    BalasHapus
  5. Untuk yang melempar bola kertas itu, apa namanya lupa ehe.. saya pernah lihat di youtube. Ada yang maju terus melempar bola dengan membelakangi teman. Siswa yang terkena bola harus menjawab. Namun, sampai saat ini saya belum pernah memainkannya di kelas. hal itu dikarenakan beberapa pertimbangan. Di antara pertimbangan itu adalah sampah yang dihasilkan dari kertas yang diremas menjadi bola kertas. Mungkin hal itu bisa diakali dengan memakai kertas bekas. Akan tetapi, hal yang masih saya takutkan adalah jika langsung diperang nanti malah jatuhnya pada lempar-lemparan. Mungkin hal itu bisa diatasi dengan ketegasan ya, Pak? Masih takut mencoba wkwk semoga setelah ini berani mencoba siapa tahu seru.

    BalasHapus
  6. Pemaparan Pak Hartono dalam refleksi kali ini sudah leboh bagus disbanding saya karena ada bagian pembukaan tentang matematika yang merupakan maple yang beliau ampu. Hal lain yang menjadi keunggulan Pak hartono adalah dalam menulis pasti tidak ketinggalan kata “hehehehe” yang menunjukkan bahwa beliau tipe enjoy. Selain itu, Pak hartono juga menjelaskan tentang metode yang digunakan dengan menggunakan bahasa akademik seperti STAD yang pasti familiar bagi alumni keguruan. Bahkan Pak Hartono juga menyampaikan apa yang beliau harapkan dari pembelajaran tersebut jadi tidak sekedar naratif. Hanya saja untuk tata letak penulisan keterangan tentang gambar yang dijelaskan perlu datur agar pembaca dapat dengan langsung melihat  gambar yang sedang diulas. Lalu di bagian terakhir sebaiknya perlu dipermanis dengan penutup yang berupa kseimpulan dari keseluran refleksi Pak Hartono. Sama-sama saling belajar nggih, semoga senantiasa tumbuh dan berkembang dengan terus belajar. Aamiin🙇‍♀️

    BalasHapus
  7. Matematika akan selalu bersemangat dan antusias kalau Mr. Hartono masuk dalam kelasnya. Menurut saya anak-anak SPSS dengan kemampuan motorik yang lebih dari anak di sekolah akademik pada umumnya. Berarti siswa akan senang juga belajar dengan bergerak,. Saya juga setuju bahwa kita juga harus memberikan transparasi penilaian terhadap siswa. Entah itu penilaian kognitif, ketrampilan, maupun afektif. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan cara observasi oleh guru kelas dan guru mata pelajaran selama satu semester, penilaian diri dan penilaian antar teman. Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Penilaian diri dan penilaian antar teman dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.

    BalasHapus
  8. ternyata belajar matematika bisa seseru itu ya, dulu saya belajar cuma dikasih materi kemudian mencoba mengerjakan latihan dan mengambil cara cepat untuk menegerjakannya supaya tidak mikir berputar-putar.
    tapi dengan melihat mas hartono dan metode pengajarannya yang sangat menarik jadi pengen menjadi muridnya buat seru-seruan dengan matematika, disamping mendapat ilmu juga anak-anak seneng.
    dengan metode begini paling tidak anak-anak suka dulu lah dengan matematika, entah nanti pelajarannya masuk atau setelah keluar kelas jadi lupa hehhehehhe tapi tetap saja yang diinginkan walaupun sudah keluar kelas masih berkenan di anak-anak untuk pembelejarannya
    kalau untuk dipembelajaran TIK yang lebih kepraktik mungkin belum bisa masuk ya mas, nanti malah keyboard mouse dilempar semua hehehhe,,,,, atau kalau bisa nanti bisa diajari lah supaya bisa se kreatif mas hartono.
    semangat terus mas hartono dengan inovasi-inovasinya ..

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Strategi dan inovasi yang sangat keren kak, dengan karakteristik siswa yang heterogen dari sabang sampai merauke dan dengan latar belakang yang berbeda baik bahasa maupun budaya mr. hartono tetap dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik dan menyenangkan, Mr. hartono memang seorang real matematician, mampu menyihir anak2 dalam memberikan materi pelajaran matematika, semoga selalu diberi kesehatan dan kekuatan untuk selalu mendampingi anak2 bercengkerama dengan matematika kak,
    Dibandingkan dengan cara saya mengajar matematika mungkin sangat berbeda, mas Hartono yang sangat rajin dan expert dalam membuat media pembelajaran sedangkan saya yang masih terbatas berinovasi menggunakan media pembelajaran, semoga strategi mr. Hartono dapat memotivasi saya untuk lebih baik lagi, hehehe

    BalasHapus
  11. The Magic of Math and the Math teacher!

    BalasHapus

YUK REFLEKSI,,,

 APAKAH KITA SUDAH MENJADI GURU YANG BAIK? APAKAH KITA SUDAH MENJALANI NILAI-NILAI KODE ETIK? APAKAH KITA SUDAH DISIPLIN, ADIL, PROFESIONAL ...